Sejarah pemilu di Indonesia di mulai pada tahun 1955. Pada saat itu, pemilu di Indonesia diadakan
pertama kali yaitu pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, dengan Perdana
Menteri Burhanudin Harahap. Setelah 10 tahun merdeka, Indonesia baru mengadakan
pemilu di Tahun 1955 karena masih banyaknya kendala yang melingkupi Indonesia.Situasi politik pada masa itu belum stabil dan masih banyaknya ancaman dari
luar juga memicu terlambatnya penyelenggaraan pemilu di indonesia untuk pertama
kali. Pemilu pada tahun 1955, bertujuan untuk memilih anggota DPR dan Dewan
Konstituante.Pemilu ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama pada tanggal 29
September 1955 dengan tujuan memilih anggota DPR. Kemudian, tahap kedua
dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955 dengan tujuan memilih Dewan
Konstiuante.Pemilu ini diikuti oleh 29 partai politik. Namun, hanya 5 partai besar yang
memenangkan pemilu yaitu Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdatul Ulama,
Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia
Pemilu kedua baru dilaksanakan pada tahun 1971. Tepatnya pada tanggal 3
Juli. Pemilu ini diikuti oleh 9 partai politik dan dimenangkan oleh Partai
Golongan Karya, Nahdatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia dan Partai
Syarikat Islam Indonesia.
Pemilu ketiga sampai pemilu ketujuh hanya diikuti oleh 3 partai. Hal ini
dikarenakan adanya peraturan baru tentang partai politik pada tahun 1975, yaitu
adanya Fusi untuk semua partai. Fusi adalah sistem penggabungan partai.Pada saat itu partai melebur menjadi 3 partai politik yaitu, Partai
Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia, dan Golongan Karya. Pemilu
di era ini sering disebut sebagai "Pemilu Orde Baru."Pemilu di era ini secara urut dilaksanakan pada 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997. Pemilu di Indonesia pada zaman ini sangat aneh, karena setiap pemilu
sudah dipastikan Golongan Karya yang menjadi pemenang. Hal ini disebabkan pada
zaman Suharto, semua pegawai negeri diwajibkan memilih Golongan Karya tiap kali
ada pemilu.
Sejarah pemilu di Indonesia memasuki babak yang baru. Pemilu ke delapan di
Indonesia dilaksanakan pada 1999, tepatnya pada 7 Juni. Pemilu ini adalah
pemilu pertama setelah jatuhnya presiden Soeharto. Pemilu di Indonesia pada
1999 kembali menganut sistem multi partai. Oleh sebab itu, tidak heran jika
pada pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik.
Kemudian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai
Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional
memenangkan perolehan suara. Meskipun Partai Demokrasi Indonesia perjuangan
mendapat suara terbanyak, namun yang diangkat menjadi Presiden RI bukanlah
pemimpin partai tersebut, yaitu Megawati Sukarno Putri. Melainkan Abdurrahman
Wakid.
Hal ini dimungkinkan karena tujuan pemilu kala itu hanya untuk memilih
anggota MPR, DPR dan DPRD, sedangkan pemilihan Presiden dan Wakilnya tetap
dilakukan oleh MPR. Maka MPR pun memilih Abdurrahman Wakid sebagai presiden RI
ke-4. Menggantikan Presiden B.J. Habibie.5.
Pemilu ke sembilan di Indonesia dilaksanakan pada tahun 2004. Pemilu ini
adalah pemilu pertama dimana rakyat bisa memilih secara langsung presiden dan
wakil presidennya. Tujuan dari pemilu ini juga untuk memilih anggota DPR, DPRD
(provinsi), DPRD (kota/kabupaten) dan satu lembaga baru yaitu DPD yang nantinya
bertugas sebagai wakil untuk kepentingan di daerah.
Pemilu di Indonesia tahun 2004 diikuti oleh 24 parpol dan dilakukan dua
kali putaran. Karena tidak adanya pasangan capres dan cawapres yang mendapat
suara diatas 50%, akhirnya putaran kedua dilakukan. Terpilihlah pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai presiden.
Pemilu kesepuluh dilaksanakan pada 8 Juli 2009. Sejarah pemilu di Indonesia
mencatat, ada 34 partai politik dan 6 partai lokal yang ada di Aceh mengikuti
pemilu kali ini. Pada pemilu ini, kembali terpilih Capres Susilo Bambang
Yudhoyono sebagai Presiden dan Cawapres Boediono sebagai Wakil Presiden.
Dan pada tahun 2014 ini indonesiapun akan menjalankan pemilunya yang kesebelas pada tanggal 9 juli 2014, maka diharapkan pemilu yang kesebelas ini akan berjalan lebih lancar dan menghasilkan wakil-wakil rakyat yang lebih bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar