Jumat, 10 Januari 2014

Keindahan Budaya Sumatra Utara



Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera,Indonesia
Provinsi ini dihuni oleh banyak suku bangsa yang tergolong dari Melayu Tua dan Melayu Muda. Penduduk asli provinsi ini terdiri dari Suku Melayu, Suku Batak, Suku Nias, dan Suku Aceh. Daerah pesisir Sumatera Utara, yaitu timur dan barat pada umumnya didiami oleh Suku Melayu dan Suku Mandailing yang hampir seluruhnya beragama ISLAM. Sementara di daerah pegunungan banyak terdapat Suku Batak yang sebagian besarnya beragama KRISTEN. Selain itu juga ada Suku Nias  di kepulauan sebelah barat. Kaum pendatang yang turut menjadi penduduk provinsi ini didominasi oleh Suku Jawa. Suku lainnya adalah Suku Tionghoa  dan beberapa minoritas lain.
Sumatera  Utara yang kaya dengan budaya adat istiadat dan keindahan alamnya.
Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner. Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global. Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
Etnis Simalungun memiliki peninggalan sejarah berupa Rumah Bolon atau yang dikenal dengan Museum Lingga/Rumah Bolon yang pada tempat itu masih terdapat berbagai peninggalan sejarah dan etnis Simalungun juga memiliki adat istiadat dan budaya yang tersendiri. Etnis NIAS memiliki daerah yang kaya dengan wisata alam yang sangat menakjubkan yang telah memiliki nilai jual hingga ke mancanegara, daerah ini juga memiliki kekayaan situs megalitik dan daerah ini masih tergolong daerah yang orisinal yang belum terlindas dengan kemajuan zaman karena didaerah ini masih banyak peninggalan megalitik seperti kampung batu, nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi yang sangat bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat setempat, daerah tersebut sudah direncanakan untuk dijadikan salah satu zona situs megalitik yang dilindungi dunia. Etnis Sibolga Pesisir ini juga memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang khusus yang juga memiliki nilai sejarah yang sangat berharga.
Dari semua etnis tersebut maka dapatlah dikatakan bahwa Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya dan etnis juga sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan dijaga kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa Indonesia di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.

“Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa adat istiadat dari orang Sumatera Utara kasar-kasar”. Menurut saya banyak orang yang menganggap orang sumatera kasar-kasar dikarnakan dari tutur bahasa yang agak sedikit keras. Sebenernya bahasa tersebut sudah menjadi tradisi dari orang sumatera,karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau tradisi yg telah diturunkan dari generasi ke generasi.dan tidak akan bisa dirubah,karena kebiasaan itu sudah lahir dari jaman nenek moyang kita.
SENI dan BUDAYA yang terdapat di SUMATERA UTARA
-Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
-Tarian

seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhususan.
-Kerajinan
tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Bermacam-macam penganut agama yang ada di Sumatera Utara
Agama utama di Sumatra Utara adalah:
  • ISLAM: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
  • KRISTEN: (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
  • HINDU: terutama dipeluk oleh keturunan India di perkotaan
  • BUDDHA: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
  • KONGHUCU : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
  • PARMALIM: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
  • ANIMMISE: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya.
Beberapa keterangan diatas diambil dari sumber-sumber berikut:
1. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13764
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Asal Usul kota Surabaya

Kota Surabaya yang kini ramai dan terkenal, asal-usulnya sangat unik dan menarik, bahwa dahulu kala di lautan luas seringkali erjadi pertengkaran antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Keduanya bertengkar, karena ingin berebut mangsa. Antara ikan hiu Sura dan Buaya sama kuat, cerdik, tangkas dan rakus. Mereka bertengkar berulangkali ternyata di antara keduanya tidak ada yang menang dan juga tidak ada yang kalah. Seringnya pertengkaran yang dialaminya akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
Ikan Sura berkata, “Hai Buaya aku jemu dan bosan, bila terus menerus bertengkar!”. “Aku juga bosan,” kata Buaya. Lalu apa yang kita kerjakan, agar kita berhenti bertengkar? Tanya Buanya.
Memang ikan Hiu Sura sudah punya rencana agar pertengkaran dengan Buaya segera berhenti, sehingga dia menerangkan kepada Buaya. Begini saja agar kita tidak terus menerus bertengkar, sebaiknya kita bagi dua daerah kekuasaan ini. Aku berkuasa sepenuhnya dalam air dan akan mencari mangsa dalam air saja. Sedangkan kamu berkuasa di daratan, sehingga yang menjadi mangsamu, yaitu ada di daratan. Agar tidak menimbulkan sengketa, maka batas antara air dan daratan harus kita tentukan, yakni tempat yang dilalui air laut pada saat pasang surut.
Semenjak adanya pembagian dua wilayah itu, maka tidak lagi pertengkaran antara ikan Hiu Sura dengan Buaya, sehingga di antara keduanya sudah ada kesepakatan untuk menjaga serta menghormati daerah masing-masing.
Dengan sembunyi-sembunyi pada suatu hari ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Pada awalnya kebiasaan ini tidak sampai diketahui oleh Buaya, tetapi tiba-tiba suatu saat kebiasaan itu diketahui oleh Buaya, sehingga spontanitas Buaya itu marah kepada ikan Hiu Sura yang melanggar janjinya. Buaya berkata, “Hai Sura mengapa kamu berani memasuki sungai yang sudah menjadi daerah kekuasaan kami?” Berarti kamu telah melanggar perjanjian yang sudah kita sepakati berdua. Mendengar kemarahan Buaya itu ternyata ikan Hiu Sura tak merasa bersalah, bahkan dia santai-santai saja. Mengapa aku dibilang melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair, padahal kamu sudah bilang, bahwa aku termasuk penguasa di air, oleh karena itu termasuk juga daerah kekuasaanku, kata ikan Hiu Sura. Sungai itu kan ada di darat, padahal daerah kekuasaanmu kan di laut, sehingga sungai tetap daerah kekuasannku.
Buaya berkata,” Aku tidak pernah bilang sama kamu, bahwa aku hanya berkuasa di air laut, tetapi air sungai juga. ” Hai Sura kukira aku bodoh, sehingga kamu bikin seenaknya saja. Kau memang sengaja memulai berontak lagi. Aku tidak bodoh sebagaimana anggapanmu. Buaya saat itu benar-benar marah. Sementara Sura tenang-tenang saja dan terus mempertahankan pendapatnya karena aku pada posisi yang benar. Aku tak perlu banyak alasan apakah kamu bodoh atau cerdik yang penting air sungai dan air laut sepenuhnya daerah kekuasaanku, dan kamu jangan coba-coba lagi melangkah ke daerah kami, kata Hiu Sura.
Sura tetap mempertahankan pendapatnya dan tak mau kalah. Berarti kamu benar-benar ada unsur dan tujuan yang tidak baik kata Buaya, oleh karena itu perjanjian yang sudah kita sepakati bersama dulu, sebaiknya batal saja. Buaya dengan marah mengatakan,” Siapa di antara kita yang punya kekuatan terhebat, maka dialah yang berhak sebagai penguasa tunggal


Sura pun tidak enak mendengar kemarahan Buaya itu, sehingga terjadilah pertengkaran yang keras. Di antara keduanya saling memukul, menerkam, menggigit, menerjang, sehingga dalam waktu yang relatiaf singkat air yang ada disekitamya berubah menjadi merah, sebab aliran darah dari luka-luka Sura dan Buaya. Keduanya terus bertengkar tanpa henti-hentinya sampai mati-matian. Dalam pertengkaran yang dahsyat itu Buaya tergigit ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan, sehingga ekornya terpaksa membelok ke kiri. Demikian pula ekornya ikan Sura juga tergigit hampir putus, kemudian ikan Sura kembali ke lautan. Buaya sangat puas, karena bisa mempertahankan wilayahnya.
Itulah cerita asal usul Surabaya, sehingga membawa kesan bagi masyarakat Surabaya, yang pada akhimya nama kota Surabaya selalu dikaitkan dengan peristiwa yang pernah terjadi dahulu kala. Dan dari peristiwa inilah, lalu dibuat lambang Kotamadya Surabaya, yakni gambarnya ikan Sura dengan Buaya.
Tetapi di antara masyarakat ada yang berpendapat, bahwa Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat, Baya artinya Bahaya, sehingga Surabaya artinya selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud disini yaitu serangan dari tentara Tar-Tar yang hendak menghukum raja Jawa, padahal yang dihukum seharusnya Kartanegara, berhubung Kartanegara sudah terbunuh sampai tewas, sehingga Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-Tar. Jayakatwang dalam keadaan kalah, lalu tentara Tar-Tar dengan paksa merampas harta benda yang berharga dan beberapa gadis yang cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Perlakuan tentara Tar-Tar itu oleh Raden Wijaya tidak terima, sehingga Raden Wijaya mengadakan serangan tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh yang pada akhimya mereka kembali ke Tiongkok. Pada hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya tersebut, lalu ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
Demikianlah di antara pendapat masyarakat tentang asal usul kota Surabaya, yang begitu menarik serta penuh dengan kesan.
Sekarang kota Surabaya merupakan kota ramai, pusat perdagangan, pusat perindustrian, serta berbagai macam bidang kemajuan lainnya.
Tapi di sisi lain di kota Surabaya sering menimbulkan polemik, bila musim kemarau sulit untuk menemukan air bersih, sedangkan musim penghujan terancam bencana banjir, itulah Surabaya, satu-satunya kota terbesar di Jawa Timur.

Sumber : http://tempatcerita.com/rakyat/cerita-rakyat-jawa-timur

BERBAGAI JENIS PANTUN NASIHAT

MEMBUAT PANTUN ADALAH HAL YANG SERU, APALAGI KALAU PANTUN TERSEBUT DAPAT BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN. AYO SIMAK PANTUN DIBAWAH INI, SEMOGA BERMANFAATTTT.

Rambut dikuncir sambil memakai pita
Pita yang bagus merah mudawarnanya
Begitu banyak nikmat yang diberikan kepada kita
Janganlah lupa untuk selalu mensyukurinya
================================
Kalau harimau sedang mengaum
hati terenyut merasa cemas
 Kalau ada ulangan umum
mari kita berusaha keras
================================
Hati-hati saat menyeberang
saat hendak menuju rumah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
================================
Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan
================================
Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
================================
Tumbuh tinggi pohon bambu
sampai terlihat dipusat kota
Banyak harta miskin ilmu
hiup pun menjadi sia -sia
================================
Pinang muda dibelah dua
Anak burung di pohon kelapa
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan dilupa

BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA

5 BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA


Indonesia adalah negara yang memiliki beribu-ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Dengan banyaknya pulau-pulau tersebut. Indonesia memiliki banyak budaya, kerajinan dan lain-lain. Misalnya pakaian adat, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan masih banyak lagi. Berikut adalah salah satu budaya Indonesia  yang sudah mendunia yaitu :


1.  Angklung



Angklung adalah alat musik multitortal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat. Berbahasa sunda di pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu). Sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil.


Angklung Indonesia ini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya. Tak benda atau intangible cultural heritage. Penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari 2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Taufik menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea, Jepang dan Malaysia. Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah.

2. Wayang Kulit




Beberapa waktu yang lalu, Presiden SBY beserta para menterinya menikmati acara  wayang kulit yang ditayangkan secara langsung juga oleh Indosiar.  Pada acara tersebut juga ada dalang asal Amerika, ada pesinden dari Jepang,  Amerika dan juga beberapa negara lain.  Dalang dan pesinden Amerika itu sudah belajar bahasa Jawa dan budaya Jawa, termasuk kesenian nya. Betapa bangganya para pejabat kita, karena budaya kita sudah dikuasai benar oleh mereka, para orang asing itu.  Apakah para pejabat itu merasa bahwa seni wayang kulit, sebagai bagian dari budaya kita itu sedang dicuri oleh orang2 luar negara ?  Tentu tidak, buktinya mereka bangga. Begitu juga dengan Malaysia, sejak puluhan tahun mereka banyak belajar dari Indonesia, dari mulai pertanian di IPB, keteknikan di ITB dan MIPA di UGM, kedokteran di hampir semua kota ada pelajar Malaysianya, bahkan hampir 20 persen mahasiswa kedokteran  adalah warga negara  Malaysia.  Demikian juga Guru2 matematika, Fisika, Kimia, Biologi sejak puluhan tahun yang lalu banyak yang datang dari Indonesia mengajar ke Malaysia.  Sekarang juga dosen2nya banyak yang mengajar di sana. Sehingga lah sang murid lebih pandai daripada guru2nya sendiri.  Apakah jika ada murid yang lebih pandai dari Sang Guru, maka guru akan merasa terhina, akan merasa dikalahkan ?  Saya kira tidak.  Guru profesional justru akan bangga jika anak muridnya lebih pandai dari dirinya sendiri.  Karena itu artinya, Guru itu berhasil mentransfer ilmunya.Suatu saat nanti, Amerika akan mengiklankan Wayang Kulit, dengan dalang misalnya :  Ki Dalang Stevens, Ki Dalang George, dengan sindennya Margareth siapa gitu Lho.  Apakah kita akan marah ?  Ya boleh2 saja marah.  Gak ada yang melarang kok.

Cuma kita harus sadar, bahwa budaya Indonesia sudah mengglobal, sudah mendunia.  Kalau ada orang lain mempelajari, meniru, kemudian memproduksi dan memasarkan, bagaimana ?
3.  Tari Saman dari Aceh





Salah satu hal daya tarik provinsi Aceh adalah Tari Samannya. Tarian ini bisa dibilang mendunia karena telah dipilih oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Jenis tarian dari suku Gayo Aceh Tenggara ini sering ditampilkan pada festival-festival kesenian di beberapa penjuru dunia.

Diciptakan oleh seorang Syekh bernama Syekh Saman, yang merupakan ulama yang menyebarkan agama Islam di Aceh pada abad ke-14. Tarian ini pula merupakan salah satu cara beliau dalam menyebarkan ajaran agama Islam karena tari saman sering dipentaskan pada acara-acara Islam seperti Maulid Nabi dan tahun baru Islam.
Kesenian Aceh ini terbilang unik dan berbeda dari seni tari lainnya, jika kebanyakan seni tari diiringi oleh irama musik dan gerajan yang gemulai. Sedangkan untuk tari saman, musiknya berasal dari kombinasi kekompakan tepukan dada, paha, dan lantai yang berirama serta dilengkapi dengan gerakan yang lincah, tidak kalah dengan kelincahan penari kecak Bali. Karena begitu cepatnya gerakan tangan para penari membuat tarian ini sering dijuluki dengan tarian seribu tangan.
4. Tari Rateb Meuseukat dari Aceh

Jika Anda mengenal tarian yang dilakukan dengan cara duduk bersila dan dilakukan oleh wanita berbaris menyamping sambil bernyanyi, tarian itu adalah Tarian Ratéb Meuseukat yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu Ratéb asal kata ratib yang artinya ibadat dan Meuseukat asal katanya dari sakat yang berarti diam.
Menurut sumber, Tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan oleh anak Teungku Abdurrahim atau biasa disebut Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau rateb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan Nabi. Tarian ini dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh.
Pada awalnya tarian ini dimainkan setelah selesai mengaji pelajaran agama pada malam hari sebagai media dakwah. Pada akhirnya tari Ratéb Meuseukat dipertunjukan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, seperti upacara perkawinan, dan lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.
Tarian Ratéb Meuseukat sudah terkenal ke mancanegara, hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan, dan kecepatan gerakannya.
Banyak yang salah mengartikan tarian Ratéb Meuseukat dengan tarian Saman. Padahal pada nyatanya mereka berbeda. Tarian Saman berasal dari suku Gayo, dalam kehidupan masyarakat Gayo tarian ini berfungsi sebagai alat pemersatu, hal ini dapat diamati dari munculnya sistem kekerabatan baru dalam pranata sosial masyarakat Gayo Lues, Istilah “berserinen” merupakan salah satu sistem, serinen artinya bersahabat.
Tarian Saman juga tidak pernah dilakukan oleh seorang perempuan karena gerakannya yang keras. Sedangkan tarian Ratéb Meuseukat dilakukan oleh perempuan. Jika tari Saman biasanya tidak menggunakan instrument, sebaliknya tari Rateb Meuseukat ditemani oleh rapa’i dan geundrang.
5. Batik Indonesia
Selain Bali, masyarakat dubia mengenal Indonesia lewat Batik, bahkan UNESCO pun mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia, Tanggal 2 Oktober 2009 lalu. 

SUMBER : http://alfireza94.blogspot.com/2012/10/5-budaya-yang-mendunia.html