PROPOSAL PENELITIAN
ILMIAH
PENGENDALIAN
KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT SANDRATEX
Disusun oleh :
Nama : M.
Hifzhan Rizzani
NPM : 35413964
Jurusan : Teknik Industri
Pembimbing :
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2015
1.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin pesat serta persaingan ketat dalam dunia
perindustrian, menuntut suatu perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa
yang berkualitas dan mampu meberikan rasa puas pada konsumen. Permasalahan yang
kerap dialami perusahaan yaitu masih ditemukannya produk cacat, meskipun
perusahaan sudah menjalankan proses produksi secara baik namun masih saja
ditemui produk-produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan perusahaan (produk cacat). Banyak faktor yang memungkinkan
terjadinya permasalahan kecacatan produk seperti halnya material yang digunakan
kurang baik, tenaga kerja ahli yang kurang memadai, kondisi dari mesin atau
metode kerja yang digunakan, dsb. Dalam hal ini pengendalian mutu/kualitas
memiliki peranan penting dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar
kualitas yang ada.
Mengetahui
suatu akar penyebab permasalahan tidak dapat dikira-kira begitu saja,
diperlukannya suatu langkah analisis yang mampu memberikan bukti nyata akan
penyebab dari suatu masalah. Masalah yang
terus terjadi dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahun mengenai akar penyebab
masalah tersebut, sehingga tindakan yang benar tidak dapat dilakukan.
Adakalanya akar penyebab masalah sudah diketahui namun karena kurangnya
pengendalian maka masalah tersebut terjadi kembali. Oleh karenanya perlu adanya
analisis mengenai penyebab masalah dan bagaimana cara untuk mencegah masalah
tersebut terulang kembali.
Permasalahan mengenai
kecacatan produk dapat terjadi selama proses produksinya, oleh karena itu
diperlukan analisis guna diketahuinya akar penyebab permasalahan agar dapat
dilakukannya tindakan perbaikan sehingga meminimalisir kembali terjadinya
permasalahan tersebut. Salah satu teknik pengendalian kualitas yang menganalis
proses dari tahap awal yaitu mendefinisikan masalah hingga pengendalian untuk
mencegah masalah tersebut terulang yaitu dengan menggunakan metode Six Sigma. Six Sigma merupakan usaha yang
terus-menerus untuk mengurangi variasi proses ke nilai minimum, sehingga proses secara
konsisten memenuhi atau melebihi harapan dan persyaratan pelanggan (Pyzdek; 2002). Melalui metode ini
perusahaan dapat menganalisis mengenai menyebab kecacatan produk sehingga dapat
dilakukan perbaikan dan melakukan pengendalian agar kesalahan dapat dicegah.
Permasalahan mengenai
kecacatan produk perlu ditangani secara cepat, hal tersebut dikarenakan akan
berdampak kepada bertambahnya biaya-biaya dalam kegagalan mutu, selain itu keberhasilan
dari suatu perusahaan juga dapat dicerminkan melalui hasil produksinya yang
baik dan dapat diterima di masyarakat atau konsumen. Dibandingkan metode lain, diterapkannya
metode Six Sigma ini diharapkan mampu
mengurangi tingkat kecacatan produk hingga kepada level (zero deffect) dan menghasilkan produk yang berkualitas sehingga
didapat keuntungan yang maksimum serta diperolehnya kepuasan pelanggan akan
produk yang dihasilkan.
2.
Perumusahn
Masalah
Berdsarkan
permasalahan yang ada, maka ditentukan rumusan masalah yang akan dilakukan pada
penelitian ilmiah ini yaitu bagaimana penerapan metode Six Sigma dalam mengurangi tingkat produk cacat dari hasil produksi
pada PT Sandratex.
3.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian
ilmiah mengenai pengendalian kualitas pada PT Sandratex terdiri dari beberapa
tujuan. Adapun tujuan penelitian ilmiah tersebut antara lain ialah.
1.
Mendeskripsikan
pengendalian kualitas yang dilakukan PT Sandratex
2.
Menganalisis
penyebab kecacatan yang terjadi pada produk yang dihasilkan.
3.
Mengukur
kestabilan proses
4.
Mendeskripsikan
tingkat sigma PT Sandratex
5.
Mendeskripsikan
perbaikan yang perlu dilakukan.
6.
Mendeskripsikan
pengendalian yang perlu dilakukan untuk mencegah masalah terulang kembali.
4.
Batasan Penelitian
Batasan
penelitian dibuat agar hal-hal yang diteliti tidak mengalami penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Berikut ini merupakan batasan penelitiannya.
1.
Penelitian hanya dilakukan pada PT
Sandratex yang berlokasi di Jl.
Rempoa Raya, Ciputat Tim., Tangerang Selatan, Banten 15412.
2.
Penelitian
hanya dilakukan pada bulan Agustus sampai September.
3.
Pengambilan
data hanya dilakuakan pada bagian quality
control produk jadi.
5.
Landasan Teori
5.1
Definisi
Kualitas
Dalam perkembangan ilmu kualitas,
banyak definisi yang diberikan oleh par ahli mengenai kualitas. Kualitas dapat
diartikan sebagai jumlah keistimewaan atau keunggulan produk yang memenuhi
keinginan konsumen sehingga memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu
(Mutis dan Gaspersz, 2004). Menurut Feighenbaun (1991), mengatakan bahwa
kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi
marketing, manufaktur, dan perawatan dalam mana produk dan jasa tersebut dalam
pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan.
5.2
Tujuan
Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah
aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk,
membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan
penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya
dan yang standar (Purnomo, 2003). Dalam melakukan suatu kegiatan agar dapat
terarah tentu harus terdapat tujuan sehingga segala sesuatunya mengarah untuk mencapai
tujuan tersebut, dalam hubunganya dengan kualitas maka tujuan dari kualitas
dapat dikatakan sebagai suatu target yang berorientasi pada kualitas (Juran,
1995). Suatu perusahaan industri melakukan pengendalian kualitas bertujuan
untuk menyediakan produk dan jasa yang berkualitas yang dirancang, dibuat,
dipasarkan dan dipelihara dengan biaya yang sangat ekonomis agar pelanggan
dapat kepuasan penuh (Feigenbaun, 1996).
5.3
Alat
dan Teknik Perbaikan Kualitas
Ada beberapa alat yang sering
digunakan dalam memperbaiki kondisi perusahaan untuk dapat meningkatkan mutu
produk atau jasa yang dihasilkannya. Teknik dan alat tersebut dapat berwujud 2
jenis, yaitu yang menggunakan data verbal dan yang menggunakan data numerik.
Alat-alat yang mengunakan data
verbal antara lain diagram alir, wawancara, dan diagram sebab akibat (Ariani,
2004). Diagram alir adalah gambaran skematik atau diagram yang menunjukkan
seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling
berinteraksi satu sama lain. Diagram alir digambarkan dengan simbol-simbol dan
setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus
mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut.
Alat-alat yang mengunakan data numerik
antara lain lembar pengecekan, diagram pareto, histogram, diagram penyebaran, peta kontrol (Ariani,
2004). Lembar pengecekan adalah alat yang sering digunakan untuk menghitung
seberapa sering sesuatu itu terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan dan
pencatatan data. Diagram pareto dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama
Vilfredo Pareto merupakan alat yang digunakan untuk membandingkan berbagai
kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya
atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang akan
dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai
dampak terbesar terhadap kejadian tersebut.
5.4
Peta
Kontrol
Peta kontrol pertama kali diperkenalkan
kepada industri oleh Walter Shewhart pada pertengahan 1902-an di Amerika
Serikat. Peta kontrol membantu menjamin bahwa hanya barang atau jasa yang
memenuhi syarat yang diproduksi dengan cara memantau rata-rata proses yang
diharapkan berada didalam batas atas dan batas bawah secara statistik. Peta kontrol
merupakan alat untuk mengawasi kualitas dengan mudah sehingga mudah untuk
menentukan keputusan apa yang harus diambil jika terjadi produk yang menyimpang
(Purnomo, 2003).
Didalam peta kontrol terdapat garis
tengah yang merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas yang berkaitan
dengan keadaan terkontrol, dan garis garis mendatar yang dinamakan batas
kontrol atas (BKA), dan batas kontrol bawah (BKB). Suatu proses dikatakan
terkendali apabila titik sampel terletak diantara kedua garis BKA dan BKB
sehingga tidak ada satupun titik yang berada diluar batas kontrol tersebut,
sebaliknya jika suatu titik terletak diluar batas pengendali maka proses
tersebut tak terkendali dan diperlukan tindakan penyelidikan untuk mengetahui
penyebabnya dan seterusnya dilakukan tindakan perbaikan. (Gaspersz , 2001).
5.5
Enam
Sigma
Enam sigma adalah sebuah sistem yang
komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan dan memaksimalkan
sukses bisnis (Pande dkk, 2003). Enam sigma secara unik dikendalikan oleh
pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian yang disiplin
terhadap fakta, data, dan analisis statistik, dan perhatian yang cermat untuk
mengelola, memperbaiki, dan menanamkan kembali proses bisnis. Enam sigma juga
dapat dikatakan sebagai tingkat ekivalen kinerja proses untuk memproduksi hanya
3,4 cacat untuk setiap juta peluang operasi (Pande dkk, 2003).
Kata sigma merupakan istilah yang secara
statistik berarti standar deviasi, yang menggambarkan seberapa jauh variasi
proses dan nilai rata-ratanya dalam arah positif dan negatif (Ariani, 1999). Hubungan
antara sigma dengan kualitas proses manufaktur adalah bahwa standar deviasi
dapat digunakan untuk menekan jumlah yang rusak yang diharapkan dalam proses
produksi. Caranya adalah dengan menggunakan perencanaan dan pengendalian mutu
enam sigma. Hal ini dapat dibandingkan seperti ditunjukkan Tabel 1.1 berikut
(Ariani, 2004).
Tabel 1.1 Level 6 sigma
Level sigma
|
Produk baik
|
Produk cacat
|
± 1 σ
|
68,27 %
|
31,73 %
|
± 2 σ
|
95,45 %
|
4,55 %
|
± 3 σ
|
99,73 %
|
0,27 %
|
± 4 σ
|
99,9937 %
|
0,0063 %
|
± 5 σ
|
99,999943 %
|
0,000057 %
|
± 6 σ
|
99,9999998 %
|
0,0000002 %
|
Enam
sigma dapat didefinisikan dalam
berbagai cara. Enam sigma adalah cara mengukur proses, tujuannya mendekati
sempurna, disajikan dengan 3,4 cacat per sejuta kesempatan. Sebuah pendekatan
untuk mengubah budaya organisasi, sekalipun demikian yang paling tepat enam
sigma didefinisikan sebagai sebuah
sistem yang luas dan komprehensif untuk membangun dan menopang kinerja, sukses
dan kepemimpinan bisnis (Pande dkk, 2002).
6.
Metode penelitian
6.1
Jenis Penelitian
Berdasarkan judul, permasalahan,
dan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu
masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga merupakan pengungkapan suatu
fakta. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2002 : 44) penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data yang ada, jadi penelitian ini menganalisis dan
menginterpretasi.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai masalah
kecacatan produk yang dihadapi PT. Sandratex. Dengan menggunakan enam sigma,
dapat dilakukan analisis mengenai kestabilan proses,kecacatan produk, level
sigma hingga akhirnya memberikan saran berdasarkan fakta yang ada dilapangan
mengenai perbaikan yang perlu dilakukan.
6.2
Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan
berbagai pihak yang mengerti mengenai permasalahan yang terjadi. Data sekunder
yang digunakan adalah data hasil
rekapitulasi kecacatan produk kemasan indomie goreng dalam waktu satu bulan
kerja.
6.3
Populasi
dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan hasil rekapitulasi kecacatan produk kain grei. Data yang
digunakan untuk menganalisis yang diambil sebagai sampel adalah data
rekapitulasi kecacatan produk kemasan indomie goreng untuk jangka waktu satu
bulan produksi.
6.4
Teknik Pengolahan Data
6.4.3
Studi
Pendahuluan
Studi
pendahuluan dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian. Informasi yang dibutuhkan didapat dari hasil
pengamatan secara langsung terhadap proses produksi yang berjalan. Dari hasil
pengamatan didapat berbagai masalah yang perlu dianalisis.
6.4.4
Metode
Lima Fase
Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan metode
lima fase. Metode lima fase merupakan metode yang menganalisis permasalahan
mulai dari tahap mendefinisikan masalah hingga tahap pengendalian, adapun
urutan metode lima fase ini ditunjukkan oleh Gambar 1.1 berikut
Gambar
1.1 Pengolahan data dengan metode lima fase
Tahap awal metode lima fase adalah dengan
mendefinisikan masalah, yaitu masalah apa yang mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kualitas produk. Pada tahap ini digunakan diagram pareto dan diagram
aliran proses, diagram pareto digunakan untuk mendeskripsikan kecacatan yang
ada pada produk kemasan indomie goreng, sedangkan diagram aliran proses
digunakan untuk mendeskripsikan aliran proses produksi kemasan indomie goreng.
Tahap kedua dalam metode lima fase adalah tahap
pengukuran data, dimana pada tahap ini dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS. Pembuatan peta kendali digunakan
untuk mengetahui apakah proses berada pada batas kontrol atau tidak, mengukur
kapabilitas proses untuk mengetahui kemampuan proses, dan mendeskripsikan
tingkat sigma PT. Sandratex.
Tahap ketiga dalam metode lima fase adalah tahap
analisis data, pada tahap ini dilakukan analisis mengenai penyebab kecacatan
dengan menggunakan diagram sebab akibat, membuat tabel analisis kegagalan untuk
mengetahui pola kegagalan dari produk kain grei. Pembuatan tabel analisis
kegagalan didasarkan atas data hasil wawancara dengan pihak yang mengerti
bagaimana terjadinya kecacatan pada proses.
Tahap perbaikan merupakan tahapan untuk menguraikan
apa yang sebaiknya dilakukan agar kecacatan dapat diminimalisir atau bahkan
dihilangkan, tahap perbaikan ini didasarkan atas keterangan-keterangan yang
didapat dari hasil wawancara dengan pihak terkait yang mengerti mengenai
permasalahan yang ada pada proses. Tahap pengendalian merupakan tahapan untuk
mengidentifikasi suatu konsep perbaikan,
misalnya dengan memperbaiki prosedur standar operasi yang sudah ada sehingga
kecacatan pada produk dapat dihindari.
7.
Jadwal
Kegiatan Penelitian
Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian
ilmiah yang akan dilakukan pada PT SANDRATEX.
Tabel
1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Ilmiah
NO
|
KEGIATAN
|
Agustus
2016
|
September 2016
|
|||
M3
|
M4
|
M1
|
M2
|
|||
1
|
Persiapan ke lapangan, pengenalan
dengan staff, karyawan, serta lingkungan
|
√
|
|
|
|
|
2
|
Mempelajari gambaran umum
perusahaan
|
√
|
|
|
|
|
3
|
Melakukan wawancara dengan pihak
yang terkait
|
√
|
√
|
|
|
|
4
|
Mengidentifikasi masalah-masalah
yang terjadi pada proses perancangan hingga produksi
|
|
√
|
√
|
|
|
5
|
Pengumpulan data yang dibutuhkan
|
√
|
√
|
√
|
|
|
6
|
Pemeriksaan hasil pengambilan data
saat kerja praktek
|
|
|
|
√
|
|
7
|
Menyusun laporan penelitian
ilmiah
|
|
|
|
√
|
|
Pembuatan
jadwal tersebut hanya bersifat sementara dan merupakan sebuah usulan yang dapat
berubah sesuai dengan keadaan, semua keputusan kami serahkan pada kebijaksanaan
perusahaan, namun kami berharap PT Sandratex dapat
mempertimbangkan usulan tersebut.
Keterangan :
M 1 :
Minggu Pertama
M 2 :
Minggu Kedua
M 3 :
Minggu Ketiga
M 4 :
Minggu Keempat
DAFTAR PUSTAKA
Ariani,
Dorothea Wahyu. 1999. Manajemen Kualitas.
Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta. ANDI.
Ariani, Dorothea Wahyu.
2004. Pengendalian Kualitas Statistik
(Pendekatan Kuantitatif Dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: ANDI.
Feigenbaum,
A.V. 1996. Kendali Mutu Terpadu.
Jakarta: Erlangga.
Gaspersz,
Vincent. 2001. Metode Analisis untuk
Peningkatan Kualitas, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Juran,
J.M., Gryna, Frank M. 1993. Quality
Planning and Analysis, Third Edition. New York: Mcgraw Hill.
Mutis,
Thoby dan Vincent Gaspersz. 2004. Nuansa
Menuju Perbaikan Kualitas dan Produktivitas. Jakarta: Universitas Trisakti.
Purnomo,
Hari. 2003. Pengantar Teknik Industri.
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pande,
dkk. 2002. The Six Sigma Way Bagaimana
GE, Motorola dan Perusahaan Terkenal Lainnya mengasah Kinerja Mereka.
Yogyakarta: ANDI.